“Dede Yusuf Tidak Kemaruk, Kok”

dedagNews– Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, memuji sikap mantan kader Partai Amanat Nasional Dede Yusuf yang juga Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dede, kata Mubarok, tidak menginginkan jabatan apapun setelah nanti resmi masuk Partai Demokrat.

“Dia tidak ingin apa-apa. Tidak ingin jadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah. Pokoknya dia cuma kepengin di Demokrat,” kata Mubarok, Senin, 25 April 2011. “Orangnya rendah hati. Tidak ambisius dan tidak kemaruk (jabatan), kok.”

Sikap seperti itu, Mubarok melanjutkan, akan membuat nilai Dede semakin berharga. Selain itu, kata Mubarok, pindah partai dengan tidak memiliki motif mengejar jabatan, akan membuat mantan bintang film laga itu tidak memiliki musuh.

Partai Demokrat, kata Mubarok, sangat terbuka menerima Dede, apalagi, selama dia sudah sering berkomunikasi dengan pengurus Partai Demokrat di berbagai kesempatan. Ditambah lagi, katanya, Dede keluar dari PAN  pun secara baik-baik. “Dia sudah bertemu Hatta Radjasa (Ketua Umum PAN).”

Menanggapi kritik dari sejumlah kalangan yang menyebut kader partai yang gemar berpindah partai politik sebagai kutu loncat, Mubarok, mengatakan hal itu tidak perlu ditanggapi secara serius.

“Itu kan persepsi. Kutu loncat itu kan kalau sudah berkali-kali pindah partai. Dede ini kan baru sekali,” kata Mubarok.

Lagi pula, kata Mubarok, hal itu sudah menjadi konsekuensi dari ideologi terbuka. “Ketika ada partai partai baru, pasti anggotanya berasal dari partai lain. Ini soal pilihan dan keputusan setiap orang.”

Ditanya apakah Dede sudah resmi menjadi mendaftar sebagai anggota partai yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mubarok mengatakan, “Itu mah soal teknis saja. Mendaftar jadi anggota, kan cukup bikin kartu saja. Tidak perlu ada acara-acara gitu.”

Dede Yusuf sudah resmi mengajukan surat pengunduran diri dari Dewan Pimpinan Pusat PAN, Jumat, 15 April 2011, lalu. Rencananya, Dede akan segera bergabung dengan Partai Demokrat.
DPP PAN menempatkan kasus pengunduran diri Dede sebagai pelajaran politik yang penting. “Ini menjadi pelajaran untuk masa depan. Kami perlu terus-menerus melakukan penataan internal dan eksternal,” kata Ketua Bidang Komunikasi Politik PAN, Bima Arya.

Bima menyatakan ke depan, PAN menginginkan tidak terulang lagi kejadian semacam itu. Kader yang telah dimenangkan menjadi kepala daerah, kata Bima, diharapkan tidak mundur dari kader partai di tengah jalan.
Bima menambahkan, PAN juga akan memperjuangkan aturan itu dalam UU No 22/2007 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang kini tengah direvisi Dewan Perwakilan Rakyat.

“Kami mengusulkan ada poin bila calon dari satu partai yang didukung partai itu, tidak boleh mundur sampai masa jabatan berakhir,” kata dia.

Vivanews

3 comments:

Anonymous said...

bagai ular berlidah dua.....

Anonymous said...

Polirisi memang harusnya tegas.., jgn plinplan apalagi oportunis..

Dagelan Demokrasi said...

sepakatt...

Post a Comment